Cita-cita Bambang Haryono sebenarnya sederhana saja, ingin meningkatkan taraf hidup keluarganya yang ketika tergolong sangat sederhana. Dia tak pernah menyangka kalau cita-citanya yang sederhana itu justru menghantarnya menjadi pengusaha sukses. Maklumlah ketika itu Bambang yang masih sekolah lanjutan atas memulainya dengan berjualan manisan buah seperti mangga, kedondong, ke sekolah-sekolah atau ke warung-warung kecil yang ada sekitar rumah.
“Jualan manisan, mana mungkin bermimpi jadi pengusaha besar. Modalnya dari mana? Untuk jualan manisan modal saya hanya Rp 10.000. Saya ini dari keluarga susah, untuk mendapatkan sesuatu, saya harus berjuang sekuat tenaga. Saya jualan untuk bayar uang sekolah, sekaligus untuk bantu mama yang harus menghidupi kami lima bersaudara. Papa sudah meninggal,” tutur Bambang Haryono, pengusaha sukses asal Banyuwangi.
Wajah Bambang tampak sumringah, pasalnya dia baru saja mendapat kabar kalau produknya, baik makanan (oleh-oleh) maupun kerajinan, meraih penghargaan pada Pameran Unggulan Nusantara Smesco. “Untuk produk kerajinan, produk kami yang bernaung di bawah Oesing Craft meraih juara dua kategori desain (kap lampu, tempat perhiasan, tempat dupa), sedang makanan meraih juara tiga (dodol sirsak, selai pisang, kue bakiak)” tambahnya.
Keuletan dan kegigihannyalah yang membuat usaha kecil-kecilan itu berkembang pesat. Bahkan dari hasil usaha itu, Bambang bukan hanya bias membantu perekonomian keluarganya, tapi juga membiayai pendidikannya di bangku universitas. “Dari sana juga saya mendapatkan dana untuk melanjutkan pendidikan hingga kuliah,” ujar anak keempat dari lima bersaudara ini.
Kiat Sukses
Tahun lalu, ia menjadi salah satu pengusaha yang mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, atas prestasi produk makanannya yang menjadi juara pertama makanan produk pertanian olahan unggulan Nusantara.
Membina UKM Banyuwangi
“Kami membina mereka bukan hanya soal mutu, kualitas produk, tapi juga dari segi managemen. Selain itu kami juga turut membantu dalam membuka pasar bagi produk mereka. Ada banyak program pembinaan di Pelangi Sari, selain membantu menyalurkan kredit pemerintah kepada mereka,” tutur Bambang yang karena kesuksesannya juga diminta membina UKM di kabupaten lain.
Diakui Bambang dirinya memang tertarik membina UKM karena ingin membagi-bagi ilmu dan pengalaman yang didapatnya selama belasan tahun bergelut di ‘dunia’ UKM. “Saya tahu kesulitannya dalam membangun usaha kecil, saya pernah merasakan pahit getirnya. Makanya saya ingin sekali membagi-bagi pengalaman saya, saya ingin binaan saya mengikuti jejak perjuangan saya, pantang menyerah, dan tidak kenal putus asa,” tuturnya.
Di bagian lain dia juga berkeinginan mengubah image di masyarakat yang menganggap kehidupan UKM tergantung dari bantuan pemerintah. Itu sangat tidak tepat. “Contohnya saya, yang selama berusaha sampai sekarang tak serupiahpun meminta dana bantuan dari pemerintah. Saya berjuang sendiri, mengumpulkan sen-demi sen. Namun bukan berarti menerima dana pemerintah tidak baik. Maksud saya adalah, pengusaha UKM juga bisa maju dengan usaha sendiri (mandiri),” papar Bambang panjang-lebar.
Kerja keras Bambang selama belasan tahun ini memang tak sia-sia, pada akhirnya. Kini ia menuai hasilnya. Setidaknya, dari modal awal Rp 10.000 usahanya berkembang dengan omzet ratusan juta rupiah. Yang tak kurang menariknya, ketika banyak usaha kecil terpuruk karena situasi ekonomi yang tak menentu ini, usaha Bambang justru bisa melaju..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar