Sabtu, 31 Oktober 2009

Modal Rp 10.000, Omzet Ratusan Juta

Cita-cita Bambang Haryono sebenarnya sederhana saja, ingin meningkatkan taraf hidup keluarganya yang ketika tergolong sangat sederhana. Dia tak pernah menyangka kalau cita-citanya yang sederhana itu justru menghantarnya menjadi pengusaha sukses. Maklumlah ketika itu Bambang yang masih sekolah lanjutan atas memulainya dengan berjualan manisan buah seperti mangga, kedondong, ke sekolah-sekolah atau ke warung-warung kecil yang ada sekitar rumah.

“Jualan manisan, mana mungkin bermimpi jadi pengusaha besar. Modalnya dari mana? Untuk jualan manisan modal saya hanya Rp 10.000. Saya ini dari keluarga susah, untuk mendapatkan sesuatu, saya harus berjuang sekuat tenaga. Saya jualan untuk bayar uang sekolah, sekaligus untuk bantu mama yang harus menghidupi kami lima bersaudara. Papa sudah meninggal,” tutur Bambang Haryono, pengusaha sukses asal Banyuwangi.

Wajah Bambang tampak sumringah, pasalnya dia baru saja mendapat kabar kalau produknya, baik makanan (oleh-oleh) maupun kerajinan, meraih penghargaan pada Pameran Unggulan Nusantara Smesco. “Untuk produk kerajinan, produk kami yang bernaung di bawah Oesing Craft meraih juara dua kategori desain (kap lampu, tempat perhiasan, tempat dupa), sedang makanan meraih juara tiga (dodol sirsak, selai pisang, kue bakiak)” tambahnya.

Dari manisan, usaha Bambang berkembang ke bisnis minuman kesehatan, di antaranya sari temulawak. Seperti manisan, jualan minuman itupun dimulai dari warung ke warung. Menurut Bambang, cara itu lebih efektif karena sirkulasinya lebih cepat. “Saya tidak menitipkan ke toko-toko, karena butuh waktu 1 minggu. Kalau ke sekolah atau warung, a masukan pagi, sore sudah bisa diambil hasilnya. Jadi sirkulasi uang lebih cepat,” ungkap Bambang produk makanannya berkali-kali menjadi juara festival makanan.

Keuletan dan kegigihannyalah yang membuat usaha kecil-kecilan itu berkembang pesat. Bahkan dari hasil usaha itu, Bambang bukan hanya bias membantu perekonomian keluarganya, tapi juga membiayai pendidikannya di bangku universitas. “Dari sana juga saya mendapatkan dana untuk melanjutkan pendidikan hingga kuliah,” ujar anak keempat dari lima bersaudara ini.

Kiat Sukses

Selama 18 tahun berbisnis hingga akhirnya sebesar sekarang, berbagai ‘gonjang-ganjing’ telah dia alami. Jatuh-bangun, telah dilalui. Kuncinya, kata Bambang, jangan cepat putus asa. Jangan lelah berjuang. “Disiplin dan penuh inovasi, baik inovasi produk maupun inovasi dalam marketing. Itulah yang saya lakukan selama ini. Dan yang tak kalah pentingnya adalah rajin berdoa, meminta kepada Tuhan. Karena sebagai manusia kewajiban kita adalah berusaha, Tuhan lah yang menentukan bagaimana hasilnya,” tutur lelaki rendah hati yang telah berkali-kali menjadi juara nasional untuk jenis makanan.

Tahun lalu, ia menjadi salah satu pengusaha yang mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, atas prestasi produk makanannya yang menjadi juara pertama makanan produk pertanian olahan unggulan Nusantara.
“Produk makanan yang juara adalah bakiak, makanan khas Bayuwangi,” tambah Bambang yang memberi nama usahanya Pelangi pada tahun 1987. Ketika bisnisnya makin berkembang ke aneka produk, maka ia memproklamirkan nama Pelangi Sari. Di dalam Pelangi Sari itu pula ada bidang usaha kerajinan yang diberi nama Oesing Craft.


Membina UKM Banyuwangi

Yang menarik dari Pelangi Sari ini adalah juga merupakan wadah berkumpulnya pada UKM yang bergerak di bidang makanan dan kerajinan di Kabupaten Banyuwangi. Jadi, selain usaha Bambang pribadi, dia juga menampung produk ratusan pengusaha kecil. Sekitar 200-an UKM tergabung dalam Pelangi Sari.

“Kami membina mereka bukan hanya soal mutu, kualitas produk, tapi juga dari segi managemen. Selain itu kami juga turut membantu dalam membuka pasar bagi produk mereka. Ada banyak program pembinaan di Pelangi Sari, selain membantu menyalurkan kredit pemerintah kepada mereka,” tutur Bambang yang karena kesuksesannya juga diminta membina UKM di kabupaten lain.

Diakui Bambang dirinya memang tertarik membina UKM karena ingin membagi-bagi ilmu dan pengalaman yang didapatnya selama belasan tahun bergelut di ‘dunia’ UKM. “Saya tahu kesulitannya dalam membangun usaha kecil, saya pernah merasakan pahit getirnya. Makanya saya ingin sekali membagi-bagi pengalaman saya, saya ingin binaan saya mengikuti jejak perjuangan saya, pantang menyerah, dan tidak kenal putus asa,” tuturnya.

Di bagian lain dia juga berkeinginan mengubah image di masyarakat yang menganggap kehidupan UKM tergantung dari bantuan pemerintah. Itu sangat tidak tepat. “Contohnya saya, yang selama berusaha sampai sekarang tak serupiahpun meminta dana bantuan dari pemerintah. Saya berjuang sendiri, mengumpulkan sen-demi sen. Namun bukan berarti menerima dana pemerintah tidak baik. Maksud saya adalah, pengusaha UKM juga bisa maju dengan usaha sendiri (mandiri),” papar Bambang panjang-lebar.

Kerja keras Bambang selama belasan tahun ini memang tak sia-sia, pada akhirnya. Kini ia menuai hasilnya. Setidaknya, dari modal awal Rp 10.000 usahanya berkembang dengan omzet ratusan juta rupiah. Yang tak kurang menariknya, ketika banyak usaha kecil terpuruk karena situasi ekonomi yang tak menentu ini, usaha Bambang justru bisa melaju..

“Tidak ada istilah turun bagi Pelangi Sari maupun Oesing Craft, walaupun satu persen pun. Dalam situasi apapun kita cari cara bagaimana bisa naik. Walau kondisi tidak kondusif, tapi usaha kita cenderung naik terus. Kita punya strategi sendiri untuk itu, dan terbukti berjalan dengan baik. Tahun 2009 kami berencana akan go internasional,” ungkap Bambang yakin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar