Sabtu, 31 Oktober 2009

Jogja Penggemar Nomor Satu Miyabi

Mengapa produser film Indonesia mesti mendatangkan bintang porno Miyabi atau Maria Ozawa? Jawabannya bisa macam-macam. Yang pasti, bintang esek-esek asal Jepang itu memang popular di Indonesia. Tak percaya? Lihatlah saja data Google Trend tentang pencarian dengan kata “Maria Ozawa” alias “Miyabi”. Hasilnya: kata “Miyabi” paling banyak diakses dari dari Jogjakarta, disusul Surabaya, Jakarta, dan Bandung. Jumlah mereka mengalahkan akses dari Makati, Manila (keduanya di Filipina), Hanoi (Vietnam), Kuala Lumpur (Malaysia), dan Singapura. Itu data Google Trend pada 2008.

Tahun ini, data itu masih sami mawon. Kota tertinggi penggemar “Miyabi” di seluruh dunia adalah Jogjakarta. Lalu, disusul, Surabaya, Jakarta, Medan dan Bandung. Setelah itu baru Bangkok, Singapura, Tokyo, Los Angeles, dan London. Pengakses Miyabi di Google didominasi lima kota di Indonesia. Bahkan pengaksesnya mengalahkan yang dari Tokyo sendiri.

Karena itu, bisa dimengerti mengapa Maxima Film yang ingin membuat film “Menculik Miyabi” ingin mendatangkan bintang porno berdarah Jepang-Prancis-Kanada yang kenal seks sejak usia 13 tahun itu. Film itu sendiri tak ada adegan ranjangnya. Film ini mengisahkan seorang gadis asal Jepang yang pergi ke Indonesia untuk membuka bisnis berupa toko Miyabi Lingerie. Lalu ada tiga tiga mahasiswa yang bingung mencari kado ulang tahun pacar mereka. Mereka terpesona dengan Miyabi dan menculiknya.

Orang Indonesia–mungkin terutama orang Jogjakarta tahu betapa memukaunya Miyabi. “Wajahnya ketimur-timuran, tapi matanya tak sipit seperti gadis oriental lainnya,” begitu kata seorang artis Indonesia yang rela berakting bersama Miyabi tanpa dibayar.

Nama Miyabi mulai berkibar di dunia esek-esek diawali ketika ia digandeng sebuah agen artis terkenal di Jepang, B-Open. Pada Juni 2005 dia mulai berani dipotret bugil untuk situs dewasa. Di tahun itu dia membintangi film porno “New Face” produksi S1, sebuah Production House film dewasa di Jepang. Sejak itu hingga 2007 dia setiap bulannya membuat satu judul film porno. Video-video Miyabi sempat menjuarai kompetisi penjualan terbanyak film-film porno se-Jepang. surya.co.id

Makelar CPNS Bergentayangan, Kisaran Rp 80-120 Juta

Komisi A DPRD Kabupaten Mojokerto mencium tengara ‘permainan’ dalam penerimaan CPNS Kabupaten Mojokerto 2009 ini. Ditengarai adanya oknum-oknum birokrat yang menjadi makelar dengan menawarkan tarif masuk CPNS. Besaran harga ini berkisar antara Rp 80 juta hingga Rp 120 juta per orang.

Wakil Ketua DPRD Mojokerto RM Boedhi, Minggu (25/10) mengatakan, dirinya sudah mendengar makelar-makelar CPNS ini. “Ini fakta di lapangan. Mereka sudah bergerilya mencari orang yang ingin menjadi PNS dan mampu memberikan nutrisi,” katanya. Karena itu, lanjut RM Boedhi, agar penerimaan CPNS kali ini bisa berlangsung transparan seperti halnya tahun 2008 lalu, maka Komisi A DPRD Kabupaten Mojokerto meminta Pemkab Mojokerto melibatkan ITS (Institute Teknologi Sepuluh Nopember) Surabaya sebagai konsultan. “Rekomendasi ini sudah kami berikan ke eksekutif. Kalau memang benar-benar mau transparan, maka rekomendasi kami pasti digunakan,” ujarnya.

RM Boedhi yang juga koordinator Komisi A DPRD Kabupaten Mojokerto ini menyebut, tengara jual-beli penerimaan CPNS ini semakin menguat, ketika Pemkab Mojokerto enggan menggunakan ITS sebagai konsultan. “Mereka memilih menggunakan perguruan tinggi lain,” katanya. Pengalaman tahun lalu, ujarnya, ITS menolak untuk mengubah nilai hasil tes peserta. “Tahun lalu, pemkab menggunakan ITS, dan sempat ada yang melobi untuk mengubah hasil ujian salah satu calon agar lolos, tetapi itu ditolak,” katanya. Apalagi, lanjutnya, pada periode kali ini penerimaan CPNS tersebut merupakan kewenangan otonomi daerah. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, yang merupakan kewenangan pemerintah pusat. Jadi, siapa-siapa yang bakal lolos menjadi CPNS ditentukan oleh daerah.

Sebelumnya, Sekretaris Panitia Penerimaan CPNS Kabupaten Mojokerto Arief Soemartono mengatakan, pihaknya bakal transparan dalam penerimaan CPNS. Salah satu bentuk transparansi ini dengan terus mengumumkan secara online siapa-siapa saja yang mendaftar. “Kami terbuka, semua bisa melihat, nanti akan kami pasang layar monitor di pendopo, agar semua pihak dapat melihat siapa saja yang mendaftarkan diri,” katanya.
Koordinator Aliansi Masyarakat Peduli Mojokerto (AMPM) Iwut Widiantoro mengemukakan, transparansi mestinya bukan hanya pada pendaftaran. Tetapi juga pada hasil tes yang dilakukan. “Mestinya diumumkan secara terbuka, nilai-nilai dari hasil tes CPNS nanti. Bukan hanya pada pendaftaran belaka,” katanya. surya.co.id

Mobil Dinas Gubernur Rp 4 Miliar Lebih

Meskipun Gubernur Riau HM Rusli Zainal sudah mendapatkan mobil dinas Toyota Crown Majesta 3.000 cc seharga Rp 1,8 miliar, ia kembali akan mendapatkan mobil dinas jenis jip seharga Rp 2,3 miliar. “Proyek pembelian mobil ini telah diumumkan di salah satu media massa nasional yang menjadi tempat pengumuman resmi Pemprov Riau untuk pengadaan lelang,” kata Anasri, Kabag Perlengkapan dan Penyimpanan Barang Daerah, Jumat (30/10).

Menurut Anasri, selain Rusli Zainal, mobil dinas mewah juga disediakan untuk Ketua DPRD Riau, Johar Firdaus dan dua orang Wakil Ketua DPRD Riau serta sejumlah Kepala Dinas.“Untuk pembelian mobil dinas bagi gubernur, wakil gubernur, ketua DPRD Riau dan wakilnya, juga belasan pejabat eselon II disediakan anggaran sekitar Rp 18 miliar,” kata Anasri.

Kepala Biro Perlengkapan Pemprov Riau, Rusli M tidak membantah rencana pembelian itu. Ada sebanyak 50 item pembelian dilakukan tahun ini. Itu belum termasuk rencana pengadaan mobil dinas untuk anggota DPRD Riau periode 2009-2014.

Wakil Gubernur Riau H Raja Mambang Mit membenarkan bahwa anggaran pembelian mobil dinas memang pernah ada di APBD 2009 dan sudah direncanakan dibeli sejak tahun 2008 lalu.
Pengadaan mobil dinas ini mendapat kecaman dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Riau. Menurut aktivis KAMMI, Dede, sikap wakil rakyat ini sangat jauh janji kampanye mereka. “Kesannya anggota dewan berlomba mendapatkan fasilitas, bukan memperjuangkan nasib rakyat,” kata Dede. surya.co.id

Dugaan Korupsi Alkes Eks Menkes Ahmad Sujudi

3 Tersangka kasus dugaan korupsi alat kesehatan tahun 2003 ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Salah satu yang ditahan adalah mantan Menteri Kesehatan Ahmad Sujudi. Pantauan detikcom di Gedung KPK, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (21/8/2009) mereka tampak keluar pukul 19.15 WIB. Tampak 3 mobil kijang kapsul bersiaga membawa mereka.
Ahmad Sujudi memasuki mobil Kijang warna hitam bernopol B 8593 WU yang akan membawanya ke Rutan Cipinang, Jakarta Timur.Kemudian tersangka lain mantan Dirut Kimia Farma Gunawan Pranoto masuk ke mobil Kijang hitam bernopol B 8638 WU yang akan membawanya meringkuk di rutan Polres Jakarta Timur. Tersangka terakhir Direktur PT Rifa Jaya Mulia Rinaldi Yusuf masuk ke mobil Kijang silver bernopol B 2040 BQ yang akan melaju ke Polres Jakarta Barat. Kasus korupsi total proyek pengadaan alkes ini bernilai Rp 190 miliar, dan kerugian negara diperkirakan Rp 91 miliar

Ketika PSK Menggugat Makna Kemerdekaan

Wilayah Tanah Abang, Jakarta Pusat, tidak pernah tertidur. Setiap saat ada pergerakan, "hitam" memengaruhi "putih" dan "putih" mencoba merasuk dalam dunia "hitam". Satu sisi para pekerja seks komersial (PSK) terus beroperasi dengan dukungan preman setempat, tetapi di sisi lain pergerakan dakwah tak mau kalah. Keduanya "bertarung" dalam kerasnya tuntutan untuk bertahan hidup.

Adakah teriakan "Merdeka!!!" di sana sebagaimana didengungkan di Istana Negara, departemen-departemen, dan prosesi kemerdekaan di banyak tempat? Yang ada adalah pertaruhan hidup seperti yang dirasakan Nina (28), bukan nama sebenarnya, PSK yang harus menghidupi 9 anak, 1 suami, dan 2 orangtuanya. "Anak terakhir teteh baru delapan bulan. Tadi seharian ngurus dia, jadi tidak sempat lihat perayaan 17-an,"

Menurut Nina—yang malam itu tampak anggun dengan kaus putih dipadu sweater hitam—kita baru merdeka dari penjajah negara asing. Namun, belum merdeka dari kehidupan, terutama untuk rakyat kecil dan miskin seperti dirinya. "Coba lihat, teteh juga ibu rumah tangga. Untuk sembako berat. Mencarikan kerja untuk suami susah. Kalau tidak kelayapan susah. Mau dagang pajaknya gede," tutur perempuan yang menyebut dirinya teteh.

Kehidupanlah yang memilihkan hidupnya. Keadaanlah yang tidak memerdekakan dirinya untuk memilih. "Teteh kalau disuruh memilih tidak mau hidup seperti ini. Teteh maunya bener. Gak mau teteh ngelakuin-nya. Tapi, faktor ekonomilah yang memaksa teteh seperti ini. Masak sih tanpa seperti ini terus bisa makan," ungkapnya dengan lirih. Matanya mulai berair membasahi eye shadow dan bedak tipis yang memulas pipi putihnya.

Petualangan hitam Nina berawal di Kramat Tunggak saat umurnya sekitar 17 tahun. Perempuan yang memiliki tinggi sekitar 155 sentimeter itu datang pertama kali di daerah Cakung dari Pandeglang, Banten, daerah asalnya. Setamat sekolah ia bekerja di pabrik sepatu. Namun, tak lama waktu berselang, api menghanguskan tempat ia bekerja. Asanya pun menyurut. Saat itu, perempuan manis yang kerap mangkal di pinggir Jalan Jati Bunder, Tanah Abang, ini sudah memiliki tanggungan ekonomi untuk satu anaknya dan kedua orangtuanya.

"Akhirnya, teteh dibawa teman. Katanya, kalau mau kerja nurut aja, enak, dan cepat dapat uang. Saat itu belum tahu ini tidak bagus, berdosa. Masih lugu, tidak tahu. Itulah kali pertama kali teteh tercebur di Kramat Tunggak," katanya. Selanjutnya, Nina bercerai dengan suami pertamanya. Ia mengaku, alasan perceraian itu karena mereka menikah terlalu dini dan dijodohkan.

Hari terus bergulir, Nina dipertemukan dengan seorang laki-laki Sragen yang berprofesi tentara. Ternyata perkawinan kedua juga kandas karena sang pujaan hati telah memiliki istri. "Saya merasa ditipu. Usianya jauh lebih tua. Saya itu seanaknya dia," tutur Nina. Sampai pada titik ini, ia tetap tegar. Dilangkahkan kakinya menyeberang pulau untuk bekerja di Dumai Riau sebagai pelayan sebuah rumah makan. Lalu, ke Batam jadi pekerja di sebuah hotel. Kemudian, ia pulang sebentar dan memutuskan bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Bekasi.

"Eh, di situ teteh malah mau diperkosa sama bapak (pemilik rumah). Teteh keluar setelah dua bulan bekerja," paparnya. Kisah cinta perempuan yang gemar memakai alas kaki berhak tinggi berlanjut. Kali ini hatinya tertambat kepada seorang laki-laki asal Indramayu. Bersamanya ia berharap bisa mengangkat hidupnya yang mulai kelam. "Yang terjadi bukannya mengangkat, malah menjerumuskan hidup teteh. Berkali-kali ia bermain perempuan, berkali-kali pula teteh beri maaf, tapi tidak berubah. Bahkan, rumah dan motor dari hasil kerja teteh amblas karena dia ngutang sana-sini dengan jaminan rumah dan motor teteh," ungkapnya.

Tidak hanya itu, ia melanjutkan, suami ketiganya itu memaksanya untuk mencari uang. Malam hari mangkal di Tanjung Priok, Jakarta Utara, mulai jam 23.00, sedangkan siang harinya setelah mengurus anak-anak giliran mangkal di Tanah Abang. "Tidak ada istirahat. Paling cuma di kendaraan umum. Ini akibatnya," katanya sambil menunjuk bagian-bagian bawah kedua matanya. Tampak di sekitar matanya berwarna hitam dan memiliki kantong yang dalam, tanda ia kurang istirahat.

Selepas dari suami ketiga, kini Nina berada dalam rangkulan suami keempat. Menurut pengakuannya, kali ini ia mendapatkan pasangan yang lebih baik. Namun, tetap saja, ekonomi keluarga masih dibebankan kepadanya karena suaminya tidak bekerja. Padahal, dari perkawinan ini ia mendapat limpahan lima anak. "Karena umurnya mendekati 40 tahun, tidak mempunyai keahlian, tidak punya ijazah, dan sudah berusaha mencari kerja supaya tidak mengganggur, tetapi belum berhasil," ucapnya dengan nada rendah.

Adapun selama hidup dengan suami baru ini, Nina tidak lagi bekerja pada malam hari. Tiap harinya, ia bangun pukul 04.30. Kemudian, ia masak dan mencuci baju, tentunya tidak lupa shalat subuh. Nah, sekitar pukul 05.00, Nina baru mangkal sampai pukul 09.00 untuk mengurus anak-anak. "Ini semenjak saya kena operasi trantib saat lagi makan mi. Waktu itu saya ditipu. Saya disuruh bayar Rp 2 juta supaya bisa keluar. Ya sudah, yang penting bisa bebas," katanya.

Saat putih merasuki dunia hitam

Penilaian apa pun yang disematkan kepadanya, yang jelas sampai saat ini Nina masih menghidupi anggota keluarganya. Dalam sehari ia harus mengeluarkan uang Rp 50.000 untuk kebutuhan keluarga yang tinggal di Tanah Abang, yakni 5 anak limpahan, 1 anak buah kasih dengan suami keempat yang baru 8 bulan, suami, dan dirinya sendiri. Ini belum termasuk 3 anaknya yang ada di Pandeglang, Banten, yang dirawat kedua orangtuanya. "Pokoknya, untuk satu bulan minimal Rp 1,5 juta habis. Uang dari mana coba kalau tidak seperti ini? Kalau soal sehari dapat berapa, wallahualam, rejeki Tuhan yang tahu. Rahasia Allah," tandasnya.

Sekalipun demikian, rasa ingin kembali menuju jalan yang benar terus berkobar. Itulah yang membuatnya berkenan belajar mengaji dengan Ustaz Ramly dari Yayasan Hurin-In sejak tahun 2007. Dari awalnya tidak tahu membaca Al Quran dan mengaji, sekarang sudah sedikit bisa. "Ada manfaatnya, berpikir dan berusaha menjadi baik. Sudah tiga tahun menjadi PSK, sekarang mengurangi. Namun, sekarang pelajarannya berhenti dulu, sibuk ngurusin bayi," tuturnya.

Di tengah kerasnya memperjuangkan hidup, Nina tetap menumbuhkan harapannya ke depan. Ia ingin sekali membahagiakan kedua orangtuanya yang usianya sudah mencapai 100 tahun. Ia tidak mau mereka mendengar kabar tentang dirinya. Ia juga berharap anak dan cucunya kelak tidak mengalami hidup seperti yang ia alami. "Maka teteh berharap diberi umur panjang untuk memperbaiki dari dosa-dosa masa lalu teteh," harapnya tulus.

Harapan Nina adalah ekspresi kemerdekaan. Merdeka untuk berharap, tetapi tidak kuasa untuk mewujudkannya. Mungkin inilah yang dimaksudkannya dengan rakyat kecil belum merdeka di tengah hiruk-pikuk perayaan HUT Ke-64 Kemerdekaan RI. Mari kita tunggu realisasi kesepakatan kemerdekaan yang termatuktub dalam Pembukaan UUD 1945, "Membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa...."

Yang mungkin ada di tengah perayaan HUT Kemerdekaan RI ini adalah teriakan Nina dan teman-temannya yang masih terus berjuang untuk bisa hidup. Serentak mereka berteriak, "Merdeka atau Mati!!!???"

Gaya hidup dan Ideologi

Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.

Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.

Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.

Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.

Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.

Gaya hidup dan Ideologi

Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).

Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).

Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.

Akibatnya punk dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.

Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.

Punk dan Anarkisme

Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.

Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.

Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.

Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).

Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk.

Punk di Indonesia

Semenjak komunitas punk masuk di Indonesia, mereka kemudian berkembang pesat. Komunitas Taring Babi misalnya berdiri sejak 1996. Dan diduga jumlah mereka sangat banyak karena hampir di tiap kota di Indonesia mereka mempunyai pengikut.

Indonesia itu menjadi nomor satu dari banyaknya komunitas punk di dunia selain Brazil dan Polandia. Komunitas punk ini juga berkembang dari para kelas menengah karena akses informasi dengan mudah didapatkan di sana. Kemudian berkembang ke kelas menengah ke bawah karena di sanalah banyak dari mereka yang tertindas oleh kemajuan zaman.

Pandangan komunitas punk yang tertanam dalam benak masyarakat adalah merupakan murni pandangan yang salah. Kostum hitam-hitam, rambut mohawk, celana street dan sepatu bot merupakan aksesoris lazim yang biasanya dipakai oleh anak-anak punk. Banyak orang sekarang memakai aksesoris punk, tetapi tidak mengenal esensi dari punk itu sendiri. Menjadi punk itu mudah, tinggal beli baju robek-robek bisa aja itu dinamakan punk, tapi menjalani kehidupan punk itu sulit dan harus memegang filosofinya betul-betul,

Memang setiap dandanan tersebut ada maknanya, contohnya rambut mohawk sebagai bentuk penghormatan kepada suku Indian yang tertindas di Amerika dan sepatu bot sebagai penghormatan kepada kelas pekerja atau buruh yang awalnya sering memakai sepatu itu."Ada orang yang berbaju punk hanya hari-hari tertentu saja, berarti dia punk secara kultur atau ’fashion’ saja belum menjadi punk secara pemikiran, Namun, mereka sekarang tidak terjebak dengan penampilan seperti itu. Dandanan seperti itu di mata punk tidak ada apa-apanya,

Dahulu ada semacam pendapat bahwa mereka adalah preman jalanan. Namun, perlahan-lahan stigma yang berkembang di masyarakat itu adalah salah dan lambat laun komunitas punk mulai memperlihatkan kontribusinya kepada masyarakat.

Punk bisa bertahan dan bahkan berkembang karena semangat yang mereka tawarkan. Pada awal masuk ke Indonesia, komunitas punk memplesetkan perkataan "punk" itu sendiri dengan kepanjangan "pemuda urakan nan kreatif".Konsep inilah yang membuat punk bisa bertahan.

Banyak sekali proses kreatif yang mereka lakukan.Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.

CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi’s, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya. Inilah semangat pembangkangan yang mereka perjuangkan, bebas tapi tidak menganggu orang lain,"

Kontribusi lain yang diberikan seperti membersihkan kali atau musala yang rutin mereka lakukan bahkan di Yogyakarta kelompok Taring Babi memberikan pelajaran Bahasa Inggris, les gambar, dan membuka perpustakaan umum dengan tujuan mendekatkan komunitas punk dengan masyarakat.

Komunitas ini mulai membuka diri ke media. Padahal mereka awalnya tidak percaya dengan media karena tidak ada obyektivitas dalam pemberitaan yang melihat punk dari segi fashion saja. Membuka diri ke media karena ingin memperlihatkan inilah wajah komunitas punk yang sebenarnya. Bahkan, komunitas Taring Babi di daerah Jagakarsa sering sekali diliput oleh berbagai media di luar negeri, seperti dari Jerman, Irlandia, dan Jepang.

Harapan

Berbicara mengenai harapan ke depan, kita berharap komunitas punk bisa membuktikan dirinya ada dan memberikan kontribusi positif, serta dapat membaur dengan masyarakatpunk bisa menjadi gerakan sosial baru dan menjadi alternatif gerakan, terutama semangat pemikirannya tidak hanya menjadi sekadar budaya "fashion" belaka.

Inilah harapan yang besar dan sesuatu yang masih harus dibuktikan komunitas punk. Banyak sekali hambatan yang mereka hadapi selain resistensi dari masyarakat. Penolakan terhadap perubahan dari kalangan mereka sendiri pun menjadi kesulitan sendiri. Namun, dengan semangat orang-orang seperti mereka membuat cita-cita dari komunitas ini tidak akan menjadi padam dan akan semakin menyala dengan dukungan berbagai pihak yang menghargai mereka.

Modal Rp 10.000, Omzet Ratusan Juta

Cita-cita Bambang Haryono sebenarnya sederhana saja, ingin meningkatkan taraf hidup keluarganya yang ketika tergolong sangat sederhana. Dia tak pernah menyangka kalau cita-citanya yang sederhana itu justru menghantarnya menjadi pengusaha sukses. Maklumlah ketika itu Bambang yang masih sekolah lanjutan atas memulainya dengan berjualan manisan buah seperti mangga, kedondong, ke sekolah-sekolah atau ke warung-warung kecil yang ada sekitar rumah.

“Jualan manisan, mana mungkin bermimpi jadi pengusaha besar. Modalnya dari mana? Untuk jualan manisan modal saya hanya Rp 10.000. Saya ini dari keluarga susah, untuk mendapatkan sesuatu, saya harus berjuang sekuat tenaga. Saya jualan untuk bayar uang sekolah, sekaligus untuk bantu mama yang harus menghidupi kami lima bersaudara. Papa sudah meninggal,” tutur Bambang Haryono, pengusaha sukses asal Banyuwangi.

Wajah Bambang tampak sumringah, pasalnya dia baru saja mendapat kabar kalau produknya, baik makanan (oleh-oleh) maupun kerajinan, meraih penghargaan pada Pameran Unggulan Nusantara Smesco. “Untuk produk kerajinan, produk kami yang bernaung di bawah Oesing Craft meraih juara dua kategori desain (kap lampu, tempat perhiasan, tempat dupa), sedang makanan meraih juara tiga (dodol sirsak, selai pisang, kue bakiak)” tambahnya.

Dari manisan, usaha Bambang berkembang ke bisnis minuman kesehatan, di antaranya sari temulawak. Seperti manisan, jualan minuman itupun dimulai dari warung ke warung. Menurut Bambang, cara itu lebih efektif karena sirkulasinya lebih cepat. “Saya tidak menitipkan ke toko-toko, karena butuh waktu 1 minggu. Kalau ke sekolah atau warung, a masukan pagi, sore sudah bisa diambil hasilnya. Jadi sirkulasi uang lebih cepat,” ungkap Bambang produk makanannya berkali-kali menjadi juara festival makanan.

Keuletan dan kegigihannyalah yang membuat usaha kecil-kecilan itu berkembang pesat. Bahkan dari hasil usaha itu, Bambang bukan hanya bias membantu perekonomian keluarganya, tapi juga membiayai pendidikannya di bangku universitas. “Dari sana juga saya mendapatkan dana untuk melanjutkan pendidikan hingga kuliah,” ujar anak keempat dari lima bersaudara ini.

Kiat Sukses

Selama 18 tahun berbisnis hingga akhirnya sebesar sekarang, berbagai ‘gonjang-ganjing’ telah dia alami. Jatuh-bangun, telah dilalui. Kuncinya, kata Bambang, jangan cepat putus asa. Jangan lelah berjuang. “Disiplin dan penuh inovasi, baik inovasi produk maupun inovasi dalam marketing. Itulah yang saya lakukan selama ini. Dan yang tak kalah pentingnya adalah rajin berdoa, meminta kepada Tuhan. Karena sebagai manusia kewajiban kita adalah berusaha, Tuhan lah yang menentukan bagaimana hasilnya,” tutur lelaki rendah hati yang telah berkali-kali menjadi juara nasional untuk jenis makanan.

Tahun lalu, ia menjadi salah satu pengusaha yang mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, atas prestasi produk makanannya yang menjadi juara pertama makanan produk pertanian olahan unggulan Nusantara.
“Produk makanan yang juara adalah bakiak, makanan khas Bayuwangi,” tambah Bambang yang memberi nama usahanya Pelangi pada tahun 1987. Ketika bisnisnya makin berkembang ke aneka produk, maka ia memproklamirkan nama Pelangi Sari. Di dalam Pelangi Sari itu pula ada bidang usaha kerajinan yang diberi nama Oesing Craft.


Membina UKM Banyuwangi

Yang menarik dari Pelangi Sari ini adalah juga merupakan wadah berkumpulnya pada UKM yang bergerak di bidang makanan dan kerajinan di Kabupaten Banyuwangi. Jadi, selain usaha Bambang pribadi, dia juga menampung produk ratusan pengusaha kecil. Sekitar 200-an UKM tergabung dalam Pelangi Sari.

“Kami membina mereka bukan hanya soal mutu, kualitas produk, tapi juga dari segi managemen. Selain itu kami juga turut membantu dalam membuka pasar bagi produk mereka. Ada banyak program pembinaan di Pelangi Sari, selain membantu menyalurkan kredit pemerintah kepada mereka,” tutur Bambang yang karena kesuksesannya juga diminta membina UKM di kabupaten lain.

Diakui Bambang dirinya memang tertarik membina UKM karena ingin membagi-bagi ilmu dan pengalaman yang didapatnya selama belasan tahun bergelut di ‘dunia’ UKM. “Saya tahu kesulitannya dalam membangun usaha kecil, saya pernah merasakan pahit getirnya. Makanya saya ingin sekali membagi-bagi pengalaman saya, saya ingin binaan saya mengikuti jejak perjuangan saya, pantang menyerah, dan tidak kenal putus asa,” tuturnya.

Di bagian lain dia juga berkeinginan mengubah image di masyarakat yang menganggap kehidupan UKM tergantung dari bantuan pemerintah. Itu sangat tidak tepat. “Contohnya saya, yang selama berusaha sampai sekarang tak serupiahpun meminta dana bantuan dari pemerintah. Saya berjuang sendiri, mengumpulkan sen-demi sen. Namun bukan berarti menerima dana pemerintah tidak baik. Maksud saya adalah, pengusaha UKM juga bisa maju dengan usaha sendiri (mandiri),” papar Bambang panjang-lebar.

Kerja keras Bambang selama belasan tahun ini memang tak sia-sia, pada akhirnya. Kini ia menuai hasilnya. Setidaknya, dari modal awal Rp 10.000 usahanya berkembang dengan omzet ratusan juta rupiah. Yang tak kurang menariknya, ketika banyak usaha kecil terpuruk karena situasi ekonomi yang tak menentu ini, usaha Bambang justru bisa melaju..

“Tidak ada istilah turun bagi Pelangi Sari maupun Oesing Craft, walaupun satu persen pun. Dalam situasi apapun kita cari cara bagaimana bisa naik. Walau kondisi tidak kondusif, tapi usaha kita cenderung naik terus. Kita punya strategi sendiri untuk itu, dan terbukti berjalan dengan baik. Tahun 2009 kami berencana akan go internasional,” ungkap Bambang yakin.

Keluarga Besar Waria Yogyakarta




Mami Vinolia menyadari, kaum waria membutuhkan rumah yang jangan hanya diartikan sebatas rumah fisik, melainkan rumah secara jiwa. Terlepas dari semua kekurangannya, waria adalah manusia biasa yang ingin diterima sebagai bagian dari masyarakat.

Hampir tiga tahun, Keluarga Besar Waria (Kebaya), sebuah lembaga swadaya masyarakat, menempati bangunan rumah di Kampung Penumping , Gowongan, Jetis, Kota Yogyakarta. Kebaya adalah LSM yang bergerak dalam pemberdayaan waria, dan anggotanya para waria.

Menjadi sebuah hal yang menarik, mengapa LSM itu bisa diterima masyarakat. Kantor Kebaya yang masih mengontrak itu, juga menjadi tempat transit para waria, dari sekadar beristirahat sampai tidur. Juga tempat beberapa waria yang positif HIV/AIDS dirawat.

Mami Vinolia, menjabat sebagai Direktur LSM tersebut sejak pertama berdiri, November 2006. Mami Vin, begitu dia akrab disapa, mengakui, bukan hal mudah membawa teman-temannya dan mengenalkan ke masyarakat. Awalnya, sebagian waria juga kagok.

"Sebab, cap negatif masih dilekatkan masyarakat bagi kami. Yah, tak bisa dimungkiri, untuk mencari uang, banyak waria masih keluyuran di malam hari menawarkan diri. Kos mereka memang tak di Kebaya, tapi tempat ini adalah rumah kedua mereka," ujar Mami Vin.

Artinya adalah, semua polah tingkah mereka disorot warga. Sementara di sisi lain, sepanjang sejarah, jarang ada cerita waria bisa berakrab-akrab dan guyub dengan warga. Namun Mami Vin ingin mengubah cerita kaku antara waria dengan warga.

Sehingga kami selalu terlibat dalam aktivitas warga. Dari acara kerja bakti, kumpul dengan warga, arisan, hingga mengisi pentas 17-an. "Untuk kerja bakti, ya memang kami nggak terjun langsung secara fisik, tapi membantu di urusan logistik," katanya. LSM Kebaya, Sabtu malam lalu pun menggelar syawalan bersama warga.

Mengapa waria bisa mendapat tempat di sini? Ketua RT 11 Kampung Petinggen, Gowongan Lor, Kusumaheta menjawab, itu tak lepas dari waria yang berniat srawung ( bergaul) dengan warga. Bagaimanapun juga, waria tetap manusia dan juga bagian dari warga.

"Kami tidak menghendaki mereka berkeliaran di jalan. LSM Kebaya mencoba merintis mengentaskan waria dari jalanan. Tujuan LSM ini bagus, hanya saja akan sangat berat dan lama. Namun upaya LSM tersebut kami lihat sebagai langkah positif," kata Kusumaheta.

Warga, lanjut Kusumaheta, hanya berpesan agar para waria menjaga kelakuan baik selama tinggal di kampung. Sebab mereka hidup bermasyarakat. Selama tiga tahun, aktivitas di kantor LSM Kebaya, tak mengganggu warga. Tak pernah juga ada kisah bahwa kantor itu pernah digeruduk orang atau dilempari.

Juga tidak ada kisah waria dihina atau dikasari secara fisik. Waria pun tidak menganggu warga. "Masyarakat di sini toleran, namun tetap nggatekne (memerhatikan). Mereka boleh tinggal namun ada kewajiban sebagai warga yang harus dipenuhi. Kondisi seperti ini, yakni warga bisa menerima waria, mungkin hanya ada di Yogya," kata Kusumaheta.

Ustadz Agus Supriyanto, pengasuh Ponpes Mujadah Alfatah, Sedayu, Bantul, yang dua tahun terakhir membina para waria, menyebut, masyarakat tidak boleh mencap waria sebagai umat berdosa. Waria tetap umat Allah, dan harus dihargai, diuwongke.

Tentang kenyataan bahwa banyak dari mereka yang masih keluyuran di jalan saat malam hari, itu tak bisa dimungkiri. Namun sudah ada langkah untuk mulai perlahan mengentaskan mereka dari jalanan, seperti dilakukan oleh LSM Kebaya.

Sementara Ustadz Agus dan teman-teman mengambil peran dengan cara membimbing secara sipiritual. "Siapa bisa menjamin waria lebih berdosa ketimbang kita? Selain itu, bukankah lebih baik kita mencari solusi ketimbang hanya berkomentar," kata Agus.

Saat ini, menurut Mami Vin, ada 300-an waria di DIY, 220 di antaranya sudah bergabung di Kebaya. Dari 300-an waria tersebut, separuh masih keluyuran di jalan menawarkan jasa seks. "Mami dan teman-teman mesti mengentaskan mereka dari jalan. Mereka punya potensi tapi harus dimotivasi," ujarnya, sembari menegaskan bahwa setiap orang, tak hanya kaum waria, bisa terkena virus HIV/AIDS.

Yanri Wijayanti, dokter RS Sardjito Yogyakarta, pengajar di Fakultas Kedokteran UGM, yang juga pelindung Kebaya, mengemukakan, LSM Kebaya boleh dibilang LSM waria satu-satunya di Indonesia yang kiprahnya paling bagus. "Saya belajar dari LSM Kebaya, bagaimana perjuangan mereka. Saya juga banyak membawa mahasiswa kemari, untuk belajar," ujar Yanri.Mencari solusi dan melihat sisi positif, tentu lebih membantu ketimbang menghujat.

Anggota DPRD Gadaikan SK Pengangkatan

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah periode 2009-2014 menggadaikan surat keputusan pengangkatan untuk memperoleh pinjaman uang dari Bank Jateng.Kepala Bank Jateng cabang Kantor Gubenur Jawa Tengah, Nyaryanto, di Semarang mengatakan, Jumat (30/10), terdapat 20 anggota dewan yang mengajukan kredit dan disetujui.Dari jumlah itu, sebagian besar merupakan anggota dewan yang baru menjabat pada periode ini,” katanya Jumat (30/10). Menurut Nyaryanto, tidak ada pengajuan pinjaman dari anggota dewan periode lalu yang terpilih lagi.

Besaran dana yang dipinjam para legislator bervariasi. “Pinjaman maksimal Rp 300 juta. Namun yang dipinjam bervariasi. Ada yang Rp 100 juta. Ada pula yang Rp 150 juta atau lebih,” tuturnya. Dalam formulir pengajuan, mereka menyatakan akan menggunakan uang itu untuk merenovasi tempat tinggal. Tapi ada yang mencantumkan alasan pengembangan usaha

Pelamar CPNS Minta Bantuan Paranormal

Ketatnya persaingan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) membuat para calon peserta menempuh berbagai cara agar bisa lolos masuk. Seperti yang terjadi di Tuban, sejak dibukanya pendaftaran peserta 26 Oktober lalu, beberapa pelamar CPNS mendatangi paranormal untuk meminta bantuan.

Teguh Widodo, salah satu paranormal yang berpraktik di Desa Mrutuk, Kecamatan Widang, Tuban, mengakui bahwa beberapa hari terakhir ia didatangi beberapa orang yang meminta bantuan agar bisa lolos masuk PNS. “Itu kan usaha yang dilakukan untuk bisa menjadi PNS,” kata paranormal yang biasa dipanggil mbah Teguh ini. Ketika datang ke paranormal yang merupakan murid dari Mbah Kusnan -paranormal ternama di Tuban- beberapa pelamar CPNS membawa rokok, wewangian dan berjanji akan mengadakan tasyakuran kalau akhirnya benar-benar diterima menjadi PNS. “Sebaiknya memang begitu. Kalau sudah jadi, baru melakukan tasyakuran. Soalnya, kalau sekarang sudah mengeluarkan banyak uang, nanti akan sangat menyesal jika tidak berhasil,” sambungnya. Kepada para pelamar CPNS itu mbah Teguh memberikan bekal berupa rajah untuk dibawa saat menjalani tes agar dimudahkan dalam mengerjakan soal. “Selain itu, juga ada beberapa pelamar yang meminta pengasihan agar mendapat perhatian dari tim penilai. Tujuanya juga sama, mereka ingin diterima jadi PNS,” tambahnya.

Hal senada juga diungkapkan Mbah Ri, paranormal asal Desa Kaligedhe, Kecamatan Kota, Tuban. Sejak dibukanya pendaftaran CPNS 2009 ini ada beberapa pelamar yang datang kepadanya untuk minta bantuan. Dan dalam memberikan bantuan, yang dilakukan Mbah Ri juga tidak jauh beda dengan paranormal lainnya. Yakni, memberikan beberapa doa dan rajah untuk dibawa si pelamar saat menjalani tes. “Ada beberapa yang datang ke saya dan meminta agar dibantu supaya berhasil menjadi PNS” jelasnya.

Tak hanya itu, pelamar lainnya banyak yang mendatangi kiai untuk meminta bantuan doa. Seperti yang terjadi di pondok Perut Bumi. “Mereka minta didoakan agar bisa lolos seleksi dan diterima menjadi PNS,” ungkap kiai Subhan, pengasuh pondok pesantren yang berada di kelurahan Gedungombo, Kecamatan Kota Tuban. Setelah mendoakan, kiai Subhan menyuruh para pelamar itu untuk meminum air dari sumur bawah pondok pesantren yang berada di dalam goa. Tujuanya, untuk mencari berkah dari para wali agar bisa tercapai apa yang diinginkan. “Di sini kan ada petilasan para wali, jadi dengan meminum air dari dalam sumur kita berharap mendapat berkah dan dimudahkan dalam segala urusan,” ujar kiai Subhan. Kepada pelamar CPNS yang datang kepadanya, kiai Subhan mengaku tidak meminta imbalan apapun. Ia hanya berharap yang bersangkutan tetap ingat kepada pondok dan tetap menjalankan tugas sebagaimana mestinya. “Kita hanya berpesan, jika dikabulkan menjadi PNS agar jangan takabur dan jangan sampai meninggalkan ajaran agama,” sambungnya.

Di sisi lain, beberapa warga mengaku memiliki cerita unik terkait proses ritual jika ingin dimudahkan dalam melamar pekerjaan. Termasuk wirid dengan beberapa bacaan hingga lelakon seperti berpuasa dan sebagainya. “Selain itu, saya pernah tahu bahwa ada ritual adus kethek (mandi kera) yang dilakukan seseorang jika ingin diterima saat melamar pekerjaan,” kata Subeki, warga Kota Tuban. Diceritakan, prosesi ritual adus kethek adalah mandi dengan empat jenis air berbeda yang dilakukan secara berurutan. Yang pertama mandi dengan air comberan, kemudian dilanjutkan dengan mandi menggunakan air es dan setelah itu mandi menggunakan air tambak. Yang terakhir, mandi dengan air langsung dari sumur untuk berbilas.

Kendati demikian, tidak semua pelamar CPNS percaya dengan ritual-ritual semacam itu. Beberapa pelamar yang ditemui Surya mengaku yakin dengan kemampuan dan ijazah yang dimikinya. “Saya cukup berdoa dan berusaha dengan kemampuan saya saja. Semoga bisa ikut ujian selesksi dan dapat mengerjakan soal dengan baik sehingga diterima,” ujar Vera, salah satu pelamar CPNS untuk formasi guru di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Tuban. surya.co.id

Ratusan Juta untuk Outbound Pejabat Kediri

Berdalih demi peningkatan kinerja dan kebersamaan, puluhan pejabat Kota Kediri akan jalan-jalan ke kawasan wisata Trawas. Selama dua hari, sebanyak 46 pejabat setingkat kepala dinas dan satker ini akan menginap dan menggelar outbound di kawasan sejuk itu.

Tentu saja para pejabat tersebut akan menggunakan uang rakyat. Diperkirakan, dana yang tersedot untuk kegiatan para pejabat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2009 itu mencapai ratusan juta. Salah satu pejabat yang merupakan peserta mengaku bahwa sumber dananya diambilkan dari kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD).

Kepala BKD Kota Kediri, Semeru Singgih, yang juga akan mengikuti kegiatan itu menyatakan bahwa memang anggarannya diambilkan dari pos DKD. Saat didesak besaran anggaran yang disediakan untuk jalan-jalan itu, Singgih tidak tahu angka persisnya.

Apakah mencapai Rp 150 juta, Singgih tidak menampiknya. “Karena jumlah pesertanya mencapai puluhan, kira-kira memang segitu,” kata Singgih saat ditemui wartawan, Jumat (30/10).

Meski begitu, pejabat ini menolak jika kegiatan tersebut hanya sekadar jalan-jalan. Outbound yang akan digelar di Trawas itu dalam rangka menumbuhkan motivasi dan semangat bekerja. Selain itu, kegiatan ini, Singgih berdalih, juga dalam menumbuhkan semangat kebersamaan.
“Diharapkan, setelah acara outbound itu suasana menjadi fresh kembali. Semangat kerja tumbuh tinggi terutama dalam hal pelayanan kepada masyarakat,” seru Singgih.

Kabag Humas Pemkot Kediri Nur Muhyar membenarkan bahwa pejabat akan menggelar acara di Trawas. Namun saat dikonfirmasi lebih jauh, dia enggan membeberkan lebih jauh soal kegiatan di Trawas itu. “Selama dua hari di Trawas,” jelasnya. k2http://www.surya.co.id/2009/10/31/ratusan-juta-untuk-outbound-pejabat-kediri.html